Rabu, 06 Mei 2015

Antonio Gramsci

Antonio Gramsci[1]
Oleh : Dendi Budiman[2]
Tumbangnya rezim rezim Eropa Timur yang di kendalikan oleh partai Komunis, dan perubahan yang menyeluruh yang terjadi di Uni Soviet, memberikan semacam pukulan berat terhadap Marxisme di seluruh dunia. Bisa di katakan Nampak jelas bahwa di 1989 merupakan titik balik sejarah, yang menandakan matinya proyek besar Sosialis yang di mulai sjaak ahun 1917. Kematian  Rezim rezim yang ketika tegak berdiri sangat di takuti, dengan sifatnya yang birokratis dan refresif serta mengklaim berdiri di atas prinsip-prinsip Marxisme, kmudian muncul ksmpatan untuk mmeperbaharui grakan sosialis dan membangun bentuk Sosialisme Demokratis. Dan Anonio Gramsci –seorang Marxis Italia – mempunyai peran sangat penting dalam proses pembaruan itu.
Adalah Antonio Gramsci, seorang berkebangsaan Itali yang pemikirannya melampaui batas yang di tetapkan oleh sejarah. Meskipun seorang Gramsci adalah seorang Marxis, pemikirannya melampoi batas batas yang di tetapkan oleh Marxis itu sendiri.  Lahir di Ales, di Sardina Italia pada 22 Januari 1891. Berasal dari sbuah keluarga yang tidak terlalu miskin, meski tetap berasal dari kelas bawah.
Kritikan Gramsci terhadap paham saintistik materialism sejarah
v  Menurut Gramsci, tugas kaum intelektual bukanlah untuk menghadapi masa dari luar sebagai “factor politis external” melainkan untuk bertolak dari akal sehat masa sendiri, dari filsafast spontan orang banyak.
v  Gramsci menolak bahwa ada teori objektif yang benar pada dirinya sendiri. Sebuah teori akan selalu benar sejauh mengungkapkan apa yang sedang di alami oleh kelas social yang bersangkutan. Dengan kata lain teori tidak lepas dari praxis. Dalam pandangan Gramsci, Marxisme bukanlah sebuah deskripsi ilmiah realistas masyarakat yang darinya lalu dapat di simpulkan aaturan aturan praktis untuk tindakan politik nyata, meliankan ungkkapan kesadaran kelas proletariat dan dengan demikian sebuah unsure atau sudut dalam perjuangan kelas proletariat. Gramsci menyambut gembira “voluntariosme” Lenin yang tak mau menunggu sampai situasi untuk revolusi sosialis di Rusia sudah matang, melainkan memaksanya dengan menggunakan kesempatan yang di tawarkan oleh sejarah. Gramsci juga menyangkal dengan keras anggapan bahwa Marxis mengijinkan membuat ramalan tentang masa depan (misalnya bahwa kapitalisme pasti akan runtuh dan sosialis tak terelakan). Dan juga menurutnya positivisme dan saintisme harus di tolak.
v  Gramsci menolak materialisme yang menurut Engel dan Lenin merupakan pandangan dasr Marxis. Dalam pandangan Gramsci materialisme sama saja dengan sebuah kepercayaan seperti agama. Agama menyatakan bahwa yang ada pada permulan adalah Allah. Materialism hanyaa menggantikan Allah dengan materi.
v  Gramsci menyangkal manfaat keranga pikiran “basis – bangunan atas”. Dia membedakan antara bangunan ataas dan basis tidak mempunyai arti.
v  Bagi Gramsci filsafat muncul dalam dua bentuk: dalam pemikiran kaum intelektual dan dalam bentuk akal sehat masyarakat.
Hegemoni dan Blok Historis
Gramsci mengkritik kerangka sederhana MArxisme ortodoks tentang basis dan bangunan atas tidak untuk sekedar nmemperbaikinya. Baginya sebuah teori hanya mempunyao arti sejauh mengungkapkan apa yang menggerkan praxis social. Kekonyolaan pengertian ekonomistik sudah di lihat tajam oleh Lenin, namun seperti halnya perpanjangan pandangan, Gramsci melihat bahwa partai dan kaum intelektual memang mempunyai peran kunci, namun  Gramsci hamper merupakan satu satunya pemikir marxis yang menganalisa dan sepenuhnya menyadari pentingnya factor budaya – factor yang tidak di perhatikan oleh Marxis ortodok yang di butuhkan oleh kerangka “basis dan bangunan atas” tadi.
Tanda blok historis adalah keselarasan antara tiga unsure. Unsure ekonomis, unsure politis, dan unsure militer. Hanya Gramsci yang menunjukan kesadaran sistemik. Kekuasaan bojuasi tidak hanya berdasarkan  pemilikan modal, melainkan penguasa Negara yang memiliki alat alatt refresif untuk menundukan perlawanan. Gramsci menyadarai – dan itulah kekhasannya – bahwa borjuasi memegang hegemoni blok historis tidak hanya karena dia berkuasa dalam bidang ekonpmis dengan di dukung oleh daya ancaman Negara, melainkan karena seluruh masyarakat menganggap situasi kekuasaan itu sebgai wajar.
Kata hegemoni sebelum Gramscci , sudah di pakai oleh Lenin untuk menunjukan pada kepemimpinan politik proletariat.
Gramsci membedakan anatara gerakan organic dan gerakan gerakan konyektural. Organic pada gramsci berarti mekanik dalam arti suatu yang di dorong oleh kekuatan kekuatan kolektif manusia di bawah sadar. Sedangkan konnyektural adalah gerakan yang di sengaja. Gerkan organic adalah proses proses jangka panjang dalam sejarah yang berdasrkan pertentangan antara kekuatan kekuatan produktif dan hubungan hubungan produksi. Sedangkan gerakan konyketual menyangkut usah – usaha dan kampanye kampanye politis yang lagi lagi bisa menjadi tanda bahwa hegemoni yang mapan mulai datang.
Mematahkan Hegemoni Borjuasi
Kelas buruh tidak dapat mengharapkan merebut kekuassaan begitu saja melalui sebuah revolusi politik. Kelas buruh hanya dapat merebut kekuasaan apabila ia dapat merebut hegemoni cultural. Tak ada system masyarakat baru tanpa sebuah kebudayaan baru.
Ada 2 macam perang.  Perang gerak dan perang posisi. Marxisme klasik seakan hanya melihat perang yang pertama, yaitu revolusi. Tetapi perang gerak hanya akan berhasil apabila pasukan perang sudah sudah mantap pada posisinya. Perebutan hegemoni cultural mirip dengan perang posisi. Jika hegemoni moral borjuasi dapat di patahkan, kekuasaan dapat di patahkan juga.
Merumuskan pandangan dunia dan system nilai alternative adalah tugas kaum intelektual organic kelas buruh. Untuk mengalahkan kaum borjuasi kelas buruh harus melaahirkan kaum intelektual. Menurut Gramsci, setiap orang adalah intelektual sejauh memiliki pelbagai tingkat kegiatan intelektual spesifik.
Bagi Gramsci, sama seperti halnya Lenin, tak ada otomatisme sejarah yang dengan sendirinya menjamin terlaksananhya revolusi sosialis aapalagi keberhassilannya.
Gramsci tidakk percaya pada kemungkinan pengambilan kekuasaan melalui kemenangan demokratis dalam pemilihan umum. Namun tentu dia juga tidak menyerahkan revolusi pada partai. Revolusi haru gerakan massa sendiri.organ tepat kelas buruh adalah dean-dewan buruh yang di bentuk oleh semua karyawan  masing-masing perusahaan. Dewan buruh adalah organ kediktatoran proletariat.[3]



[1] Tokoh filsafat politik kontemporer. Di tulis sebagai tugas mingguan pada mata kuliah Filsafat Politi II prodi Ilmu Politik Fakultas ilmu social dan Ilmu Politik UIN Jakarta.
[2] Mahasiswa Ilmu Politik “A” NIM : 1113112000035
[3] Referensi. Hasil bacaan buku “dalam bayangan Lenin” – franz Magnis Suseno. Gramedia pustaka utama
Dan dari buku “gagasan gagasan politik Gramsci” – Roger Simon. Insist Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar