MAKALAH ISLAM & NEGARA
KEBANGKITAN & PEMBAHARUAN
Disusun oleh:
DENDI
BUDIMAN 1113112000035
Jurusan : ILMU POLITIK IV A
DOSEN
: Dr. Bakhir. Ihsan, MSi
SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE FACULTY
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Kata Pengantar
Assalamu”alaikum
wrwb
Puji beserta
syukur kita ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kita nikmat iman dan
nikmat kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Islam &
Negara dengan judul “ Islam & Negara: Kebangkitan dan Pembaharuan “ Shalawat
beserta salam tidak lupa pula kita kirimkan buat kekasih Allah, putra Abdullah
,kekasih Khadijah, imam diwaktu shalat dan panglima tertinggi diwaktu perang
yakninya nabiyuna Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari terang benderang
sampai zaman yang berilmu pengetahuan sampai saat sekarang ini.
Semoga setelah
selesainya makalah ini penulis berharap dapat membantu pembaca dalam
menyelesaikan tugasnya dengan sebaik mungkin. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan – kekurangan dalam menyusun
makalah ini. Namun penulis telah berupaya untuk membuat makalah ini dengan
sebaik- baik mungkin dengan sistematika dan cara penulisan baik dan benar.
Ciputat,26 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Kebangkitan dan pembaharuan Islam di
Dunia....................................................4
2.2 Tokoh –
tokoh dalam kebangkitan dan pembaharuan
.....................................................10
2.3 Pemikiran
Politik diantara tokoh pembaharuan
Islam......................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
......................................................................................................................15
3.2 Kritik.................................................................................................................................15
3.3
Saran.................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bangkitnya negara – negara yang berbasis Islam dari tidurnya
merupakan gerakan awal kebangkitan Islam secara Internasional. Banyak negara –
negara Islam yang telah merdeka dari penjajahan kolonialisme, sehingga
menimbulkan suatu kesadaran baru dari masyarakat Islam untuk tumbuh dan
berkembang sebagai negara yang berdaulat. Dengan adanya kemerdekaan ini,
masyarakat islam mulai tumbuh sikap kritisnya terhadap barat yang telah membawa
moderenisasi atau modernisme terhadap negara – negara jajahannya termasuk pada
masyarakat Islam.
Tumbuhnya sikap kritis dikalangan umat Islam terhadap Barat baik
berupa gerakan Intelektual maupun sosial
& politik merupakan gejala yang tumbuh sekitar abad ke – 18. Maraknya
kebangkitan Islam terhadap Barat merupakan gejala yang beragam dari masyarakat
Islam. Keberagaman reaksi tersebutlah tumbuhnya kebangkitan Islam ini
menyebabkan sulitnya mencari istilah yang tepat serta mencakup seumua gejala
kebangkitan Islam. Sebab, sesungguhnya Barat merupakan penggelinding bola
pertama kebangkitan Islam yang dimulai oleh ekspansi pertama yang dilakukan
oleh Napoleon Bonaparte ke Mesir.
Kebangkitan Islam
disikapi secara beragam oleh Barat, sehingga istilah yang digunakan oleh Barat
untuk menunjukkan gejala tersebut adalah revivalisme, aktivisme, milenarisme,
militansi Islam, Resurgence dan reassertion.
Tetapi istilah yang sering kita dengar dalam khazanah pemikiran Islam
adalah ishlah dan Tajdid.
Kebangkitan Islam merupakan salah satu dari arti relevansi khusus dari tradisi
tajdid dan Ishlah, sebab tradisi tajdid dan Islah adalah tradisi dinamis yang
mengungkapkan dirinya dalam bentuk yang berbeda-beda dan dalam abad ini tradisi
tajdid dan ishlah mengungkapkan diri dalam bentuk Kebangkitan Islam.
Kebangkitan
Islam merupakan langkah awal adanya pembaharuan pemikiran dan
modernisasi dalam dunia Islam. Umat Islam dalam menghadapi tantangan
zaman berusaha untuk melakukan upaya pembaharuan pemikiran.
Pembaharuan atau modernisasi merupakan sebuah upaya masyarakat Islam dengan
pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah paham, adat istiadat dan
sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana Baru yang ditimbulkan oleh kemajuan
ilmu dan teknologi.
Dalam pengertian ini, modernisasi sudah barang tentu terjadi pada zaman
teknik meminjam istilah Hodgson.Sekalipun pembaharuan timbul pertama kali di
dunia Barat, ini tidak berarti bahwa Islam tidak mengenal pembaharuan. Konon
nabi Muhammad pernah memberi tahukan bahwa setiap kurun waktu selalu ada
seorang pembaharu (mujaddid) yang akan mengembalikan pemikiran Islam pada jalan
yang benar. Selain itu pembaharuan juga mendapat pendasarannya dalam al-Qur’an.
Sesungguhnya, pembaharuan dalam dunia Islam pada hakikatnya adalah merupakan
kritik diri dan perjuangan untuk menegaskan bahwa Islam berwatak dinamis,
selalu cenderung kepada kemajuan serta selalu relevan dalam situasi apapun yang
dihadapi masyarakat Islam atau dengan kata lain “Islam salih likulli
zaman wa makan”.
Kebangkitan Islam yang akhirnya melahirkan suatu kesadaran baru masyarakat
Islam untuk melakukan suatu koreksi total terhadap kemunduran Islam terjadi
sebagai akibat adanya kontak dengan dunia Barat melalui kolonialisme an
imperialisme yang melanda hampir seluruh dunia Islam. Kontak dengan dunia Barat
ini terjadi sekitar pertengahan abad 19 sampai awal abad 20. Gerakan yang
muncul pada saat itu akhirnya dikenal dengan istilah modernisme
klasik. Gerakan ini tidak hanya berbicara pada persoalan teologis,
tetapi telah merambah pada persoalan social, politik,
pendidikan dalam bentuk yang baru dengan dunia Islam sebelumnya.
Berlanjut dari kebangkitan Islam di Dunia Muslim juga membawa sebuah
gerakan pembaharuan Islam pada zaman baru yang sering dilukiskan secara
sederhana sekali sebagai reaksi dan respon terhadap imperalisme Barat, yakni
dominasi politik dan kebudayaan oleh kekuasaan kolonial pihak Eropa. Karena
pada dasarnya kita lihat bahwa akar gerakan pembaharuan itu berpangkal pada dua
sumber, yakni sumber Islam dan sumber Barat. Nah dari
pembaharuan tersebut yang di bawa oleh beberapa tokoh dari timur tengah yakni
Mesir, seperti Jamaluddin Al – Afghani, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid
Ridha. Untuk Lebih jelasnya akan pada sejarah perkembangan kebangkitan dan
pembaharuan Islam didunia Muslim itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berpijak pada uraian
latar belakang penulisan makalah diatas, maka secara umum ada tiga rumusan
masalah yang dispesifikan sebagai berikut:
1. Sejarah perkembangan Kebangkitan dan Pembaharuan Islam di Dunia Muslim.
2. Tokoh – tokoh kebangkitan dan pembaharuan Islam.
3. Pemikiran – pemikiran tokoh pembaharuan bidang Politik khususnya tentang
Hubungan Islam & Negara.
1.3 Tujuan Penulisan
Sejatinya, tujuan dibuatnya penulisan makalah ini adalah agar kita dapat
mengetahui bagaimana sejarah perkembangan kebangkitan dan pembaharuan Islam
didunia Muslim. Bukan hanya serta merta untuk sekedar mengetahui saja, akan tetapi kita
juga dapat mengimplementasikan dan mengikuti bagaimana perkembangan gerakan
monderenisasi itu di Dunia Islam.
Kemudian kita juga dapat mengetahui siapa – siapa saja tokoh dari gerakan
pembaharuan Islam tersebut serta bagaimana pemikiran politik dari tokoh
tersebut khususnya dalam relasi Islam & Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
perkembangan Kebangkitan & Pembaharuan Islam di Dunia Muslim
Sebelum masuk pada sejarah perkembangan kebangkitan dan pembaharuan
Islam di Dunia Muslim tentu kita harus mengetahui arti atau pengertian dari ” pembaharuan”
tersebut. Untuk lebih jelasnya pembaharuan dari secara pengertian berasal dari
bahasa Indonesia yang sering dipakai kata modern, moderenisasi dan modernisme.
Kata – kata tersebut biasanya terdapat “dalam aliran – aliran modern dalam
Islam” dan bisa juga “ Islam dan moderenisasi “. Moderenisme
dalam masyarakat Barat mengandung arti fikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk
merubah faham – faham, adat – istiadat, institusi yang lama, dan sebagainya.
Untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh beberapa kemajuan
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern.
Pikiran dan aliran ini segera memasuki lapangan agama dan
moderenisme dalam kehidupan keagamaan di Barat yang mempunyai tujuan untuk
menyesuaikan ajaran – ajaran yang terdapat dalam agama Khatolik dan Protestan
dengan ilmu pengetahuan dan Filsafat Modern. Aliran ini pada akhirnya telah berhasil
membawa Sekularisme dimasyarakat Barat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern ini juga telah memasuki dunia Islam sekitar abad ke – 19, pada
sejarahnya Islam dipandang sebagai permulaan periode modern. Pada akhirnya
Barat pun membawa ide atau gagasan yang baru kedunia Islam seperti:
Rasionalisme, nasionalisme, demokrasidan sebagainya.
Dengan adanya ide – ide yang telah di gagas oleh Barat, maka semua
ini menjadi persoalan – persoalan baru, dan pemimpin Islam pun mencari jalan
keluar untuk menyelesaikan persoalan ini. Seperti halnya di Barat, di dunia
Islam juga timbul pemikiran dan gerekan untuk menyesuaikan faham – faham
keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekonolgi modern itu. Pada Akhirnya, pemimpin Islam modern
sangat mengharapkan akan dapat melepaskan umat Islam dari suasan kemunduran ke
arah kemajuan.
Secara historinya, perkembangan kebangkitan dan pembaharuan dalam
Islam didunia itu dilukiskan secara sederhana yakni gerakan pembaharuan Islam.
Gerakan pembaharuan Islam ini seringkali disebut dengan gerakan moderenisasi
artinya sebagai suatu reaksi dan respon terhadap imperialisme Barat yang
didominasikan politik dan kebudayaan oleh kekuasaan kolonial pihak Eropa. Pada
dasarnya gerakan pembaharuan itu berpangkal pada dua sumber yakni: sumber Islam
& sumber Barat. Dalam memahami politik Islam pada abad ke – 20 ini sangat
memerlukan pemahaman mengenai watak dan warisan “revivalitalisme”. Gerakan
pembaharuan dalam Islam yang dapat kita lihat dari gebrakan – gerakan
modernisasi dari beberapa tokoh pembaharu sepeti: Jamaluddin Al – Aghani,
Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Muhammad ibn Abdul Wahab,Shah Wali Allah
dan sebagainya.
Pembaharuan dalam Islam timbul di periode sejarah Islam yang
disebut dengan modern yang mempunyai tujuan untuk membawa umat Islam kepada
kemajuan. Sebelum masuk kedalam pokok masalah, akan lebih baik kita terlebih
dahulu membahas sejarah Islam secara ringkas. Artinya kita tidak hanya dituntut
untuk mengetahui periode modern itu, akan tetapi juga melihat bagaimana
perkembangan maju – mundurnya umat Islam yang terjadi dalam sejarah. Dalam
garis besarnya sejarah Islam dibagi kedalam tiga periode besar yaitu: klasik,
pertengahan dan modern.
·
Periode
Klasik ( 650 – 1250 M ) merupakan zaman kemajuan dan dibagi kedalam dua fase:
o Fase Ekspansi,
integrasi dan puncak kemajuan (650 – 1000 M ). Di zaman inilah daerah Islam
meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat dan melalui Persia
sampai ke India di Timur. Daerah – daerah tersebut sangat tunduk pada
penguasaan Khalifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di
Damsyik dan di Bagdad. Di masa ini telah berkembang dan mencapai puncak ilmu
pengetahuan, baik dalam bidang ilmu agama ataupun non – agama serta kebudayaan
Islam itusendiri. Di zaman ini juga menghasilkan ulama – ulama besar, seperti :
Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibnu Hambal.
o
Fase
Disintegrasi, ( 1000 – 1250 M). Di masa ini keutuhan umat Islam
dibidang Politik mulai pecah dan kekuasaan para Khalifah pun menurun, akhirnya
Bagdad di rampas dan dihancurkan oleh Hulagu ditahun 1258 M.
·
Periode
pertengahan ( 1250 – 1800 M), pada periode pertengahan ini juga dibagi menjadi
2 fase:
o
Fase
Kemunduran ( 1250 – 1800 M
). Pada zaman ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Yakni
perbedaan antara Suni dan Syi’ah dengan demikian juga antara Arab dan Persia
bertambah nyata kelihatan. Dunia Islam juga terbagi 2 yaitu: bagian Arab yang terdiri atas: Arabia,
Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara serta Mesir sebagai pusat, sedangkan
bagian Persia yang terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia tengah
dengan Iran sebagai pusat. Kebudayaan Persia mengambil bentuk Internasional dan
dengan demikian mendesak lapangan kebudayaan Arab.
o
Fase
Tiga Kerajaan Besar (
1500 – 1800 M) yang diawali dengan zaman kemajuan ( 1500 1700 M ) serta
diakhiri dengan zaman kemunduran pada tahun ( 1700 – 1800 M ). Tiga kerajaan
besar tersebut adalah :
1.
Kerajaan
Turki Usmani (ottoman Empire).
2.
Kerajaan
Mughal India.
3.
Kerajaan
Safawi ( Persia)
Di masa kemajuan ketiga kerajaan ini mengalami puncak kejayaan
masing – masing terutama dalam bidang literature dan Arsitektur bangunan.
Pembangunan Mesjid – mesjid dan gedung – gedung yang indah didirikan di zaman
ini masih dapat dilihat di Istambul, di Tibriz, Isfahan serta kota – kota
lainnya di Iran dan New Delhi.
Ketika kita
berkaca pada zaman kemunduran, secara jelas pada saat Kerajaan Usmani merasa
terpukul di Eropa, kemudian Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan –
serangan suku bangsa Afghanistan. Sedangkan daerah kekuasaan Kerajaan Mughal
juga diperkecil oleh pukulan – pukulan Raja – raja di India. Akan tetapi, kalau
kita melihat pada pertahanan di bidang kekuatan militer dan kekuatan politik
umat Islam pada saat itu cenderung menurun. Sehingga Eropa dengan kekayaan –
kekayaan nya diangkut dari Amerika dan Timur
jauh bertambah kaya dan maju. Nah pada saat itulah Napoleon pada tahun
1798 menduduki Mesir dan memncoba melakukan pembaharuan.
·
Periode
Modern pada tahun ( 1800 – dan seterusnya), nah pada periode modern ini
merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat
menginsyafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di
Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi
Islam. Raja – raja dan pemuka Islam mulai berfikir bagaimana cara untuk
meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Pada Akhirnya pada periode
Modern inilah timbulnya ide – ide pembaharuan dalam Islam.
§ Tokoh pmbaharuan dalam Islam
Setelah selesainya Revolusi 1789 Perancis mulai
mnjadi Negara besar yang mendapat persaingan
dari Inggris yang waku itu telah meningkat kepentingan kepentingannya di India
dan untuk memutuskan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Napoleon
yang waktu itu sebagai pemimpin Revolusi, melihat bahwa Mesir perlu dilakukan
di bawah pimpinan Perancis.
Mesir
yang waktu itu di kuasai kaum Mamluk , sungguh pun sejak di taklukan oleh
sultan Salimdi tahun 1517. Daerah ini pada hakikatnya merupakan bagian dari
Kerajaan Usmani. Sultan Usmani tettap mengirim sorang Pasya Turki ke Kairo untuk
bertindak sebagai wakil mereka dalam memerintah daerah ini. Tetapi karena
seebenarnya kekuasaan berada di kaum Mamluk, kedudukannya di Cairo tidak lebih
dari kedudukan seorang Duta Besar.
v Al-Tahtawi (MESIR)
Rifa’ah
Badawi Rafi” Altahtawi adalah satu dari sekian orang pembawa pemikiran
pmbaharuan yang tentu besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad kesembilan
belas di Mesir. Dalam gerakan pembaruan pendahulunya, Ali Pasya, Tahtawi turut
memainkan peranan. Lahir di tahta pada tahun 1801, suatu kota yang terletak di
Mesir bagian selatan. Dan meninggal di Cairo pada tahun 1873. Ketika Muhammad
Ali mengambil seluruh harta seluruh orang di Mesir, termasuk harta orang tua
Atahttawi.
Ia adalah murid kesayangannya Alsyaikh Hasan
Al-atar yang banyak mempunyai hubungan dengan ahli - ahli Ilmu Pengetahuan
Perancis yang datang dengan Napoleon ke Mesir. Gurunya ini melihat bahwa Ahtawi
adalah seorang yang sungguh sungguh dan tajam pikiran. Dan karena itu gurunya
selalu memberikan dorongan kepada Tahtawi untuk seelalu menambah pengetahuan.
Setelah selesai studinya di Al- azhar, Tahtawi mengajar di sana selama dua
tahun dan kemudian di angkat mnjadi Imam tentara di tahun 1824. dua tahun kemudian
dia di angkat menjadi Imam mahasiswa mahasiswa yang di kirim Ali Pasya dari
Mesir ke Paris. Di Paris dia menerjemahkan banyak sekali buku, di antaranya
adalah Risalah tentang Alexander Macedonia, buku mengenai pertambangan, buku
mengenai ilmu bumi, risalah mengenai ilmu teknik, risalah mengenai hak - hak
manusia , risalah tentang keesehatan jasmani dan sebagainya.
Ketika di Paris, Tahtawi banyak
menghabiskan waktu dengan membaca dan kemudian menerjemahkan buku buku dalam
bahasa Perancis ke dalam bahasa Arab.Selain itu dia juga tertarik sekali
membaca buku buku Politik, salah satu nya adalah bukunya Montesquieu, Volterie
dan Rosusseau. Sekian banyaknya buku yang berhasil di terjemahkan dari Barat ke
dalam bahsa arab adalah dengan tujuan bahwa penerjemahan buku Barat
ke dalam bahasa Arab di rasa sangat penting
agar ummat Islam mengetahui ilmu- ilmu yang membawa kemajuan di Dunia
Barat, dan dengan demikian Umat Islam berusaha pula memajukan diri mereka.
Beberapa buku dan tulisan yang di hasilkan Tahtawi
adalah buku yang berjudul “Jalan bagi orang Mesir untuk mengetahui literature
modern” buku ini menerangkan bahwa betapa pentingnya kemajuan ekonomi terhadap
kemajuan suatu neegara. Menurut pendapatnya masyarakat manusia mempunyai dua
tujuan: menjalankan perintah Allah dan mencari kesejahteraan di dunia.
Kesejahteraan yang di maksud adalah kesejahteraan yang dia lihat di Eropa.
Kesejahteraan akan dapat di capai dengan dua jalan, berpgang pad agama serta
budi pekertibaik dan kemajuan ekonomi mesir ekonominya tergantung pada
pertanian, dan ia memuji muji usaha yang di lakuakan oleh pendaulunya yaitu Ali
Pasya.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa pemerintah
yang baik lah yang dapat memajukan poerekonomian di sautu Negara. Oleh karena
itu buku yang di karangnya selanjutya menjelasakna kettatanegaraan yang baik
menurut faham tradisional dalam Islam. Raja dan Sultan mempunyai kekuasaaan
eksekutif yang mutlak, tapi kekuasaaannyaitu harus di batasi oleh syariat dan
syura dengan para ulama , syariat adalah di atas raj. Raja harus menmghormati
ulama dan memamndang mereka sebgai pembantunya dalam soal pemerintahan. Syariat
, menurut pendapatnya, harus di sesuaikan dengan keadaaan dan situasi modern,
an kaum ulama harus mengetahui kemajuan modern untuk dapat menafsirkan syariat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern. Oleh karenanya mereka harus
mempelajari ilmu pengetahuan Barat. Di zaman dahulu, ia menjelaskan bahwa para
ulama mempelajari filsafat, kedokteran dan ilmu ilmu yang ada pada zaman
mereka. Ahli ahli yang mempunyai ilmu pengethuan di bidangnya seperti dokter ,
insiyur dan lain lain harus di ajak bermusyawarah oleh raja dalam menentukan
siasat Negara.
Hal ini mengandung arti bahwa ijtihad yang
telah tertutup pintunya sejak abad kesebelas masehi, bagi TAhtawi adalah
terbuka, tapi ia masih kelihatan ragu ragu dan belum berani untuk menyatakan
secara lantang pendapatnya ini. Masyarakat yang waktu itu belum bisa menerima
pandangan semacam ini, karena di anggap terlalu radikal. Dalm bukunya ynag
lain, Tahtawi menerangkan bahwa ada ijtihad dan taklid. Tahtawi hanya
menerangkan syarat-syarat dan rupa rupa ijtihad dalam Islam, ijtihad mutla,
ijtihad dalam mazhab, ijtihad dalm fatwa.
Mengenai soal fatalism, ia mencela orang
paris karena tak percaya pada kada dan kadar, sedangkan pendapat yang
semestinya menurutnya, ialah manusia harus percaya pada kada dan kadar Tuhan,
tetapi di samping itu juga manusai harus berusaha. Di sini terdapat nilai
dinamisme bukan statis yang umumnya terdapat dalam dunia Islam.
v SULTAN MAHMUD II
Pembaharuan di kerajaan Usmani aabad kesembilan
belas sama halnya dengan pembaharuan di Mesir, juga di pelopori oleh seorang
Raja. Jika di Mesir Muhammad Ali Pasya Raja yang mempelopori pembaharuan, di
kerajaan usmani Raja yang mempelopori pembaharuan adalah Sultan Mahmud
II.Mahmud lahir pada tahun 1785 dan mempunyai didikkan traddisional, antara
lain pengeetahuan agama , penegetahuan pemerintah, pengetahuan sejarah dan
sastra arab, Turki dan Persia. Ia di angkat menjadi sultan pada tahun 1807dan
meninggal; di tahun 1839.
Pembharuan yang menarik perhatiannya kala
itu adalah pembaharuann di bidang militer. Di tahun 1826 Mahmud membentuk korp
tentara baru yang di asuh oleh pelatih-pelatih yang di kirim oleh Muahammad Ali
PAsya dari Mesir. Ia menjauhi pemakain pelatih-pelatih Eropa atu keristen yang
di masa lampau mendapat tantangan dari pihak-pihak yang tidak setujui dengan
pembaharuan.Sultan Mahmud II di kenal sebagai sultan yang tidak mau terikkat pada tradisi dan tuidak segan segan
melaanggar addat kebiasaaan lama.
Mahmud kerap kali melangggar budaya Aristorat
yang sudah lama menjadi kebiasaan para sulatan sebelumnya. Ia mengambil sikaf
demokratis dan selalu munculdi muka umum untuk berbicara atau menggunting puuta
pada upacara-upacara resmi. Mentri dan pembesar pembesar laainnya ia biasakan
duduk bersama jika dating menghadap.
Sultan Mahmud II juga mennggadakan
perobahan dalam tataaran organisasi pemerintahan kerajaan Usmani, yang tradisi
dahulu bahwa kerajaan usmani di kepaqlai oleh seoang sultan yang mempunnyai
kekuasaan temporial atau duniawi dan kekuasaan spiritual, attau rohani.sebagai
penguasa duniawi ia memakai title Sultan dan sebagai kepala rohani ummat Islam
ia memakai title kholifah.dengan demikian raja Usmani memiliki 2 gelar,dan
bentuk kekuasaan, kekuasaan untuk memerintah Negara dan kekuasaaan untuk
meniarkan dan membeeela agam Islam.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sultan di
bantu oleh dua pegawai tinggi, sadrazani untuk urusan pemerintahan dan syaikh
Al-Islam untuk urusan keagamaan. Perobahan penting yang di lakukan olh Mahmud
II dan kemudian mempunyai pengaruh besar pada perkeembangan pembaharuan
kerajaan Usmani ialah probahan dalam biang pendidikan. Mahmud sadar betul bahwa pngetahuan yang di
ajarkan di madrasah tradisional ini sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman
abad kesembilan belas.
Mahmud mngadakan perobhan pada kurikulum
madrasah dengan menambahakann pengetahuan-pengetahuan umum ke dalam nya.
Madrasah radisional tetap berjalan, tapi di sampingnya Mahmaud mndirrikan 2
sekolah pengetahuan umum, skolah pengrtshusn umum (maktub I maarif) dan sekolah sastra (maktub ulum-u edeeebiye). Di 2 sekolah itu di ajarkan banyak sklai
ilmu pngeetaahuan umum, sperti bahasa prancir, ilmu bumi, ilmu ukur, ilmu
kedokteran dan lain seeebaagainya.
Tak lama stlah itu Mahmud kemmudian
mendirikan sekolah milittteer, skolah teknik, sekolah kedokteran dan pembedahan,.
Di seekolah tersebut tentu ada banyak mata pellajaran yang tak di jumpai di
madrasah, ilmu ilmu dalam dialek bahasa Barat yang di rjmahkan dalam bahasa
stmpat mmbuat plajar plajar di sekolah teresebut meningkat. Dengan bacaan
bacaan buku-buku srupa ini siswa mmperoleh id ide modern yang brasal dari
Barat. Selain meendirikan sekolah Mahmud juga seering mngirim banyak siswanya k
ropa untuk melanjutkan belajarnya yang setelah kembali ke Turki banyak
memberikan pengaruh dalam menyebarkan ide-ide pembaharuan.
v SIR SAYYID AHMAD KHAN (India)
Ide idé yang di cetuskan oleh waliyullah di
abad kedelapan belas di teruskan oleh anaknya syah Abdul Aziz ke genaerasi
selanjutnya. Ia adalah ulama trkemuka di zamannya. Ktika umumnya orang
berpndapatbahwa belajar bahasa inggris adalah haram, ia justru mmeberi fatwa
bahwa belajar bahasa inggris bukan boleh saja, tetapi perlu untuk kemajuan umat
Islam.Kondisi India waktu itu adalah bahwa ummat Islam dalam keadaan
keterytinggalan dari umat hindu budha di India, inilah yang ingi di atasi oleh
Syah Abdul Aziz dan pmimpin-pemimpin
pembaharuan ssudahnya, ytrutama Sir Sayyid Ahmad Khan.
Setelah hancurnya Gerakan Mujahidin dan
krajaaan Mughal sbagi akiba dari pemberontakan 1857, munculah Sayyid Ahmad Khan
untuk memimpin ummat Islam India, yang telah kena pukul itu untukk dapat
berdiri dan maju kembali sebagai di masa lampau.Lahir di Delhi pada tahun
1817dan menurut keterangan, beliau adalah cucu Nabi Muhammad dari Fatimah dan
Ali. Di masa pemeberontakan 1857 ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya
kekerasan dan dengan demikian banyak menolong orang Inggris dan pembunuhan.
Karena sikafnya itu, pihak Inggris merasa ingin membalas jasa dan kemudian
menganugrahkan gelar Sir.
Sir Ahmad berpendapat bahwa peningkatan
kedudukan ummat Islam India, dapat di wujudkan hanya dengan bekerja sama dengan
Inggris. Inggris telah menjadi penguasa di India, dan menentaangnya bukanlah
hal yang akan mendangkan kebaikan bagi ummat Islam malah akan menjadikan poisi
Islam semakin jauh ketingggal oleh hindu India.Di samping itu dasar ketinggian
dan kekuatan Barat termasuk di dalamnya Inggris, ialah ilmu penegtahuan dan
teknologi modern.untuk dapat maju, ummat Islam harus menguasain ilmu dan
teknologi modern itu. Untuk itu ia berusaha menyakinkan pihak Inggris bahwa
Ummat Islam tidak memaikan peranan dalam pemberontakan 1857.
Sayyid Khan melihat bahwa ummat Islam India
mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasic
telah hilang dan ttelah timbul perdaban baru di Barat. Dasar peradaban itu
adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
hasil pemikiran akal manusia, maka Sayyid Khan sangat memebrikan penghargaan
yang tinggi terhadap akal.tetapi sebagai orang Islam yang percaya terhadap
wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan akal bukan tidak terbatas.
Ia mempunyai faham qodariyah (
free will and free act) dan tidak
faham jabariyah yang fatalism. Manusia, begitu pendapatnya, di anugrahi akal
oleh Allah di antaranya daya berfikir dan daya fisik untuk mewujudkan
kehendaknya, manusia mempunyai kebebasan mempergunakan daya daya yang di
berikan Tuahna kepadanya. Sejalan dengan itu ia menolak faham taklid bahkan
tidak segan segan menyerang faaham ini. Sumber ajaran Isla, menurutnya hanyalah
Alqurann dan Hadist. Pendapat ulama di
masa lampau tidak mengikat bagi ummat Islam.
Islam di India yang ketinggala menurutnya harus di robah mentalnya dulu,
perobahan sikaf mental itu ia usahakan melalui tulisan-ttulisan alam buku dan
artikel-artikel dalam majalah. Melalui pendidiakan juga tak kalah penting
karena menurutnya jalan itu adalah paling efektif untuk merobah sikap mental
memamnglah pndidikan.
Di tahun 1861, ia mendirikan swekolah Inggris di Muradabad.